1. Hakikat
Penalaran
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengankonklusi (consequence).
C.
Ciri-ciri Penalaran :
- Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika( penalaran merupakan suatu proses berpikir logis ).
- Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu
: Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya,
dapat dibedakan menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu
:
- Deduktif yang berujung pada rasionalisme
- Induktif yang berujung pada empirisme
Logika merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk
berpikir secara shahih
Contoh :
- Ketika seorang pengemis berkata :”kasihanilah saya orang biasa”. Itu merupakan suatu ungkapan yang tidak logis.
- Ketika seorang peneliti mencari penyebab mengapa orang mabuk? Ada 3 peristiwa yang ditemuinya
- ada orang yang mencampur air dengan brendi dan itu menyebabkan dia mabuk
- ada yang mencampur air dengan tuak kemudian dia mabuk
- ada lagi yang mencampur air dengan whiski kemudian akhirnya dia mabuk juga
Dari 3 peristiwa diatas, apakah kita bisa menarik
kesimpulan bahwa air-lah yang menyebabkan orang mabuk?
Logika deduktif merupakan cara penarikan kesimpulan
dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus (individual).
Sedangkan logika induktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari kasus
individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan
secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir silogisme, dua pernyataan
dan sebuah kesimpulan. Dan didalam silogisme terdapat premis mayor dan premis
minor.
Contoh :
- Semua makhluk punya mata ( premis mayor )
- Si Adam adalah seorang makhluk ( premis minor )
- Jadi, Adam punya mata ( kesimpulan )
Kriteria kebenaran :
3+4=75+2=76+1=7
Menurut seorang anak kecil, hal ini tidak benar.
Ini membuktikan bahwa tidak semua manusia mempunyai
persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar.
Secara deduktif dapat dibuktikan ketiganya benar.
Pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan
dan kesimpulan yang telah dianggap benar. Teori ini disebut koherensi.
Matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian
berdasarkan teori koherensi.
Betrand
Russel.2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi
sosio-politik dari zaman kuno hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk
) . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ismaun.2007. Filsafat
Administrasi Pendidikan(Serahan Perkuliahan ). Bandung : UPI
Ismaun.2007. Kapita
Selekta Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan). Bandung : UPI
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence).
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran
juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran
berbentuk bahasa, sehingga wujud
penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya
adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan
adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan
simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan
paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah
aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi
tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama
dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan
dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga
dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil
dari rangkaian pengertian
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika
seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam
menalar dapat dipenuhi.
- Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
- Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber : wikipedia Indonesia
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang diartikan
dengan kegiatan berpikir dan bukan perasaan. Dengan demikian kita patut sadari
bahwa tidak semua kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran.
Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yang
mempunyai karakteristik dalam menemukan kebenaran.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan
pengetahuan yang benar. Karena tidak semua cara berpikir manusia itu sama oleh
sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar
itu pun juga berbeda-beda. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran
dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai criteria kebenaran masing-masing.
Penalaran mempunyai cirri-ciri tertentu :
- Suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika.
Dalam hal ini bahwa tiap bentuk penalaran memiliki
logika tersendiri atau disebut juga dengan kegiatan penalaran merupakan suatu
proses berpikir logis.
- Penalaran adalah sifat anaditik dari proses berpikirnya penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisa dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang besangkutan. Artinya penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah.
1.2
Bentuk Penalaran
Bentuk-bentuk penalaran yang sering digunakan dalam
wancana keseharian berupa penalaran asosiatif dan skema dissosiatif. Penalaran
asosiatif berbentuk penalaran yang memasukkan beberapa unsure penalaran dan
mengevaluasi atau mengorganisasikan unsur yang lainnya. Penalaran dissosiatif
merupakan bentuk penalaran yang memisahkan atau mengurai unsur-unsur penalaran
yang semula merupakan satu kesatuan . jenis penalaran assosiatif tersebut
tidaklah mutlak hanya berupa satu jenis penalaran, tetapi lebih mengarah pada
kecenderungan, terutama pada unsur bukti dan pembuktiannya.
1.3
Metode Penalaran
Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan
dua jenis penalaran. Ada dua jenis metode penalaran yaitu penalaran deduktif
dan induktif :
- Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah suatu penalaran yang
berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi pengamatan empiric dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini
panalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
- Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu penalaran yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, ang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus.
3. Temukan kesalahan penalaran, penulisan, dan efektivitas
kalimat (gramatikal kalimat) (jika ada) dan lakukan perbaikan pada kalimat
tersebut.Kesalahan Penalaran
• Apa yang pertama kali
Kata “Apa yang” Seharusnya dihilangkan
penulisan yang benar yaitu:Pertama kali ada di layar monitor ketika menggunakan perangkat lunak sistem disebut antarmuka pengguna (user interface), yakni layar tampilan yang bisa dikontrol dan berfungsi sebagai jembatan bagi Anda untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan komputer.
Karena penggunaan kata tanya “apa yang” pada awal kalimat kurang tepat, kalimat tersebut bukan kalimat tanya, melainkan kalimat penjelasan.
• Dunia Industry baru
dapat disalah artikan menjadi dunia baru atau industri yang baru.
Seharusnya” industry baru” kata dunia dihilangkan.
Kesalahan Penulisan
• Bias seharusnya bias
• Computer seharusnya Komputer
• Industry seharusnya industri
• Electronic imaging seharusnya penulisan dicetak miring
karena masih termasuk kedalam bahasa asing.
Efektivitas Kalimat
Efektivitas kalimat adalah kalimat yang singkat, padat dan dapat menyampaikan pesan secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula.
Jadi, kalimat yang tidak efektif dari artikel diatas adalah
• Scanner atau scanner optic menggunakan alat sensor cahaya (optic) untuk menerjemahkan teks, gambar, foto, dan semacamnya ke dalam bentuk digital.
Kata “ke” adalah adanya kata depan yang tidak perlu dituliskan
• Gambar tersebut kemudian bisa diproses oleh komputer, ditampilkan di monitor, disimpan pada alat penyimpan, atau ditansmisikan ke komputer lain.
Kata “bisa” seharusnya tidak harus dituliskan karena katanya berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar