Nama
: fauzi pujarama
Npm : 19210258
Kelas : 4 ea 16
Pengertian Etika
Bisnis, Indikator Etika Bisnis Dan Prinsip Etika Dalam Berbisnis
1.1
Pendahuluan
Etika
berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat,
akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
·
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika
adalah “ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral)”
·
Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR "etika
atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai
yang baik. "
·
Menurut Magnis Suseno, "Etika adalah sebuah ilmu
dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus
hidup adalah moralitas".
1.1.1 contoh-contoh etika dlm kehidupan sehari-hari,yaitu :
1.
Jujur tidak berbohong
2.
Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3.
Lapang dada dalam berkomunikasi
4.
Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5.
Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6.
Tidak mudah emosi / emosional
7.
Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8.
Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9.
Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10.
Bertingkah laku yang baik
1.1.2
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai
moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
(Velasquez, 2005).
Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1. Pengendalian
diri
2. Pengembangan
tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi
4. Menciptakan
persaingan yang sehat
5. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu
menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke
bawah
9. Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa
memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
1.1.3
Ada 3 jenis masalah yang
dihadapi dalam Etika yaitu
1.
Sistematik
Masalah-masalah
sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai
sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis
beroperasi.
2.
Korporasi
Permasalahan
korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam
perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang
moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan
individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan
individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu
tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang
moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah
cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat.
Kesemuanya
ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum
yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan
di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur
oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar
minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita
temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von
der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal
(1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika
bisnis, yaitu :
Utilitarian
Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti
cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan
cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual
Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku
tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan
dengan hak orang lain.
Justice
Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan
yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik
secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang
sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki
daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai
(value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Berdasarkan referensi-referensi diatas saya sependapat
etika bisnis adalah studi yangdikhususkan mengenai moral yang benar dan salah
yang harus dipelajari oleh semua perilaku bisnis. karena menurut saya dalam
berbisnis sangat penting untuk beretika dan melakukan persaingan yang sehat antar
pelaku bisnis. kita dapat melihat di contoh diatas pelaku bisnis yang
menggunakan etika dalam berbisnis akan mengikuti transparansi, kejujuran, dan
nilai-nilai moral yang baik. sedangkan pada contoh ketiga ialah contoh kasus
yang melakukan penipuan dan penyesatan. sangat tidak bagus dan merusak nama dan
citra perusahaan.
oleh karena itu, sekali lagi menurut saya Etika Bisnis sangat diperlukan bagi
semua pelaku bisnis.
Dan
pendapat saya tentan etika adalah : sikap seseorang dan kelompok
masyarakat dalam merealisasikan moralitas dalam kehidupan sehari-hari menurut
ukuran dan berperilaku yang baik.
2.2 Indikator
Etika Bisnis
Indikator
yang pertama perusahaan/pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis
dan sumber daya alam secara efisien tanpa menrugikan masyarakat. Indikator yang
kedua menurut pada peraturan yang berlaku. Indikator yang ketiga menurut pada
hukum. Indikator yang keempat berdasar pada ajaran beragama. Dan indikator yang
terakhir berdasar pada nilai budaya.
Dari
berbagai pandangan etika bisnis beberapa indikator yang dipakai untuk
menyatakan bahwa seseorang atau perusahaan telah mengimplementasikan etika
bisnis yaitu:
a.
Indikator etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila
pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam
secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain
b.
Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang
berlaku. Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika
dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan
khusus yang telah disepakati sebelumnya
c.
Indikator etika bisnis menurut hukum. Seseorang atau
perusahaan dikatakan telah melakukan etika bisnis apabila seorang pelaku bisnis
mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan bisnisnya
d.
Indikator etika bisnis menurut ajaran agama. Pelaku
bisnis dianggap beretika bilamana pelaksanaan bisnisnya sudah merujuk pada
nilai-nilai pada ajaran agama yang dianutnya
e.
Indikator etika bisnis menurut nilai budaya. Pelaku
bisnis dianggap beretika karena telah menyelenggarakan bisnisnya dengan
mengakomodasikan pada nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada di sekitar
operasi perusahaan
f.
Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu
adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak
mengorbankan integritas pribadinya
3.3 Prinsip Etika Dalam Berbisnis
Perkembangan bisnis saat ini telah memasuki era
globalisasi, dimana terjadi pergerakan komoditas, modal, dan juga manusia yang
seolah tanpa batas menembus ke segala
penjuru dunia. Modal paling utama dalam bisnis adalah nama dan kepercayaan. Ukuran etika dan sopan
santun dalam dunia bisnis sangatlah
keras, kalaulah ada pengusaha yang melanggar etika, mereka lebih banyak mendapat hukuman dari masyarakat,
dibandingkan dari pemerintah. Karena pada dasarnya juga masyarakat
bisnis itu punya jaringan tersendiri, yang sangat luas dan efektif, sehingga
setiap pengusaha yang berbuat curang atau
tidak etis, maka namanya akan segera tersiar, hal itu tentunya akan merusak
nama baiknya sendiri. Etika bisnis itu tidak hanya terlihat dalam hubungan antara pengusaha saja, namun juga terkait
hubungan dengan pemerintah dan
tentunya masyarakat. Walaupun sejauh ini ukuran etis atau tidak etisnya praktik perusahaan dalam
masyarakat masih susah diukur, namun
paling tidak kita bisa kembalikan ke hati nurani pengusaha itu sendiri. Terdapat beberapa alasan yang menjadikan
etika bisnis menjadi sedemikian pentingnya (Faisal Afiff, 2003):
(1) Ada kelaziman
masyarakat yang sudah maju untuk cenderung menuntutpara
pebisnisnya agar mampu bertindak etis, atau masyarakat padaumumnya
mengharapkan kinerja etik yang tinggi. Suatu perusahaanyang memiliki
kinerja etik yang tinggi akan mendapat dukungan danpembenaran
dari masyarakat.
(2) Untuk menghindari kerugian
kelompok kepentingan dalam masyarakat. seperti para pelanggan, perantara,
pemasok dan pesaing.
(3) Untuk melindungi atmosfir berbisnis dari kemungkinan tumbusuburnya perilaku tidak etis, baik dari karyawan
(lingkungan internal)maupun dari
para pesaing (lingkungan eksternal).
(4) Untuk
melindungi masyarakat yang akan bekerja di sektor bisnis dariancaman
lingkungan kerja yang tidak adil, produk berbahaya, danbahkan pemalsuan
laporan keuangan dan juga memberikan kontribusipada
ketenangan, keamanan dankenyamanan psikologis bagi parapebisnis agar mampu berkiprah melakukan tindakan bisnis
yangkonsisten sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
(5)
Umumnya orang menginginkan akan bertindak konsisten dengan pandangan
hidupnya, menyangkut nilai-nilai kebaikan dan keburukanperilaku
dirinya. Sesuatu yang dipaksakan dan beitentangan dengannilai
pribadinya, lazimnya akan melahirkan sumber konflik batin danstress emosional
yang besar.
Munculnya kasus-kasus yang melahirkan problematik etika bisnis bisa beragam
sifatnya, seperti adanya kepentingan pribadi yangberseberangan dengan kepentingan
orang lain, hadirnya tekanan persaingan dalam meraih keuntungan yang melahirkan
konflikperusahaan dengan pesaingnya,
munculnya pertentangan antaratujuan
perusahaan dengan nilai-nilai pribadi yang melahirkanpertentangan antara
kepentingan atasan dan bawahannya akibatadanya
mentalitas pebisnis yang otoriter.
Terjadinya
krisis multi dimensional beberapa tahun terakhir menjadikan etikabisnis sebagai sorotan dan perhatian dari
masyarakat dan para pengamat. Tuntutan masyarakat akan etika dan tolok ukur
etika meningkat.hal ini disebabkan
pula oleh pengungkapan dan publikasi, kepedulian publik,regulasi
pemerintah, kesadaran CEO akan etika dan profesionalisme bisnismeningkat Ferdy (1998) mengutip Cassese
menyebutkan bebcrapa alasanperusahaan
yang mempunyai orientasi laba menaruh perhatian pada etikabisnis
(1) Tekanan dari
konsumen.
(2) Persaingan.
(3) Perubahan nilai sosial.
(4) Munculnya
beberapa kasus yang menyebabkan ambruknya reputasi
perusahaan atau individu akibat tindakan yang tidak etis.
3.3.1 Prinsip dalam Berbisnis
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis
tidak akan pernah lepas dari kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip
yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika
pada umumnya.
3.3.2 Prinsip
Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya
dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja
norma dan nilai moral yang ada, namun juga melakukansesuatu karena
tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan
dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini salahsatu contohnya
perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan,diantaranya
adalah:
(1)Memberikan
produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuaidengan tuntutan mereka;
(2)Memperlakukan
pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi dan
memperbaiki ketidakpuasan mereka;
(3)Membuat setiap
usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatanpelanggan, demikian juga kualitas
Iingkungan mereka, akan dijagakelangsungannyadan ditingkatkan terhadap
produk dan jasaperusahaan;
(4)Perusahaan harus
menghormati martabat manusia dalam menawarkan, memasarkan dan
mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik.karena kebebasan adalah unsur hakiki
dari prinsip otonomi ini. Dalam etika,kebebasan
adalah prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupunkebebasan
belum menjamin bahwa seseorang bertindak secara otonom danetis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah
tanggungjawab, karena selainsadar
akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil keputusan dantindakan berdasarkan apa yang dianggap baik,
otonom juga harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di
sinilah dimung-kinkan adanya
pertimbangan moral). Kesediaan bertanggungjawabmerupakan ciri khas dari makhluk bermoral, dan tanggungjawabdisini adalah tanggung jawab pada diri kita
sendiri dan juga tentunya padastakeholder.
3.3.3 Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena
kejujuran merupakan
modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan komersial, material,
maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat
tiga lingkup kegiatan bisnis
yang berkaitan dengan kejujuran:
1. Kejujuran relevan dalam pemenuhan
syarat-syarat perjanjian dankontrak. Pelaku
bisnis disini secara a priori saling percaya satu samalain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan
janjinya. Karenajika salah satu pihak
melanggar, maka tidak mungkin lagi pihak yangdicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu
dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
2. Kejujuran
relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu danharga yang baik.
Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalamberbisnis. Karena jika ada
konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang
menyebabkan konsumen tersebut beralihke produk lain.
3. Kejujuran
relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaanyaitu antara pemberi kerja dan pekerja,
dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan
ataupunatasannya tidak terjaga.
3.3.4 Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles
adalah:
1. Keadilan legal. Ini menyangkut
hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan negara.
Semua pihak dijamin untuk mendapat
perlakuan yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam
memperlakukan semua pelaku ekonomi,
negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan
dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua pelaku bisnis.
2. Keadilan komunitatif. Keadilan ini
mengatur hubungan yang adil antaraorang yang
satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubunganvertikal antara
negara dan warga negara, dan hubungan horizontal antarwarga negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar,
yaitu menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
3. Keadilan distributif. Atau disebut
juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi
ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan
ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
ketentuan dalam perusahaan
yang juga adil dan baik.
3.3.5 Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu
sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah
bisa melahirkan suatu win-win situation.
3.3.6 Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengantetap menjaga nama baiknya
dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith,
prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling pentingdalam
berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun
prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut AdamSmith, dalam
prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa noharm, bahwa sampai
tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung semuaprinsip etika
bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikanorang lain,
orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak Iain, danbertanggungjawab
untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yangditerima dan
masuk akal.
referensi: